Kamis, 02 Agustus 2012

Dua Pintu


Terlihat pintu itu menghadang jalanku, jalan untuk bisa meraihmu.

Kucoba membukanya, tapi terkunci dengan banyak gembok dan rantai yang bergelayutan membebani tiap sudut dan sisi.

Dengan polos tetap saja kumencoba meski tahu aku tak memiliki segelintir satu kuncipun.

Semua kunci ada di gengaman kecilmu. Sampai telapak tanganmu tak muat menahan beban itu sendiri.

Tapi kau tetap tak merelakannya pergi, tak membiarkan kunci-kunci itu memberikan udara segar.

Kau lebih memilih untuk terkurung dalam kesendirian, terdiam walau sadar inginkan seseorang untuk masuk ke dalam.

Apa harus dengan paksaan? Apa perlu kudobrak?

Pintu itu tipis dan rapuh, akan mudah roboh menjadi keping –kepingan kecil hanya dengan satu tinju kananku.

Tapi apa itu perlu?

Tak perlu....

Aku hanya perlu melirik diriku sendiri.

Aku juga masih berdiri di balik pintuku sendiri, menggemgam tiap-tiap kunci kebebasan.

Merasa ketakutan untuk bisa menemuimu.

Aku sendiri juga masih terkurung.

3 komentar:

  1. kunci? kau segar dan menyejukkan?
    makane, nek isih seneng ki ojo gaya2an dikekke wong.. ckckck maki, maki...

    BalasHapus
  2. aku ra mudeng masalah iki...tp aku merasa berada diposisi cewek itu skg ini...owkowkowk

    belum bisa memberikan kunci2 itu pada org lain.

    BalasHapus
  3. wkwkwkw
    ternyata pada mengira ini masalah percintaan to???
    tp bisa juga sih....

    BalasHapus